PENGERTIAN ALAT HEMATOLOGY

 

     Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen yang terkandung didalamnya. Dari ilmu itu berkembanglah cara/metode penelitian tentang darah yang semakin berkembang, kemudian dibuatlah alat Hematology Analyzer.  

      Biasanya seorang dokter biasanya menyuruh pasiennya memeriksakan darah ke laboratorium untuk mendiagnosis penyakitnya. Di laboratorium darahnya dianalisis dan hasilnya berupa catatan mengenai jumlah sel darah merah/Red Blood Cell (RBC), sel darah putih/White Blood Cell (WBC), platelete dan parameter-parameter dalam darah lainnya. Bahkan volume rata-rata sel darah pun akan diketahui.
      Pemeriksaan darah atau dikenal dengan pemeriksaan hemathology tersebut menggunakan alat Hematology Analyzer atau Blood Cell Counter (penghitung sel darah). Fungsi alat ini intinya untuk menghitung jumlah sel-sel darah.       Tetapi hasil pemeriksaan dari alat ini bisa bermacam-macam, seperti perhitungan volume rata-rata sel darah merah/Mean Cell Volume (MCV), rata-rata sel hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin (MCB), konsentrasi rata-rata sel hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin Concentration (MCHC), volume rata-rata platelete/Mean Platelete Volume (MPV) dan masih banyak parameter yang dihasilkan sesuai dengan kemampuan alatnya. 
              Di laboratorium terdapat 3 macam metode penghitungan sel. yaiatu dengan mikroskop, Otomatik Optik, dan metode Elektrik Konduksi. Dalam metode ini sel-sel drah di lihat dengan mikroskop kemudian menghitung sesuai jenisnya. metode ini sangat ramah di kantong tetapi memiliki resiko kesalahan yang tinggi.
                Sementara metode otomatik optik mendasarkan pada pengumpulan hamburan cahaya dari sel-sel darah dan mengonversinya ke dalam bentuk pulsa-pulsa listrik untuk dihitung.
                Sebelum darah dimasukkan ke alat tersebut, darah dilarutkan dulu dengan larutan diluent (reagen). Perbandingan 1:500 untuk penghitungan sel darah putih dan 1:50.000 untuk penghitungan sel darah merah. Sistim penghitungan selnya menggunakan sumber cahaya yang dikuatkan oleh sebuah lensa.
                 Cahaya tersebut dilewatkan melalui aliran sel kemudian diteruskan ke dedektor cahaya seperti photo multiplier. Jika ada sel yang lewat maka cahaya yang ke detektor akan terhalang oleh sel. Besar kecilnya sel akan mempengaruhi banyak atau sedikitnya cahaya yang ke detektor. Sehingga detektor juga akan mengonversinya ke dalam pulsa-pulsa listrik dengan amplitudo yang berbeda-beda.
                Pulsa-pulsa ini kemudian dikuatkan oleh amplifier berimpedansi imputan tinggi. Setelah melalui amplifier pulsa-pulsa ini masuk discriminator amplitudo yang dapat diatur untuk memilah-milah pulsa yang benar-benar dari sel.
Kemudian dihitung dan ditampilkan ke penampil (display). Teknik ini membutuhkan waktu 30 detik untuk sekali proses penghitungan secara lengkap. Nilai akurasinya 2% dapat dicapai oleh pengguna. Sistim ini memerlukan kurang lebih satu mililiter sample darah.
                 Dalam metode elektrik konduksi, menggunakan prinsip mengukur perubahan konduktivitas yang terjadi pada saat tiap sel melewati sebuah lubang sel pada orifice (ruang penghitungan). Prinsip ini dikenal dengan nama Coulter Counter.
             Karena metode ini dikenalkan oleh Coulter dan telah dipatenkan pada tahun 1956. Teknik ini sangat berguna untuk menentukan jumlah dan ukuran partikel yang terlarut dalam larutan elektrik konduksi. Prinsip pengukurannya bahwa darah adalah bukan konduktor yang baik dan pelarut yang digunakan adalah konduktor yang baik.
       Metode ini menggunakan dua buah elektrode, yang satu diletakan dalam orifice dan yang lainnya ditempatkan diluarnya. Diantara kedua elektrode (terbuat dari platinum) itu dialirkan arus listrik konstan. Penghitungan sel terjadi saat sel-sel darah dialirkan melewati lubang bersama mengalirnya larutan (reagen). Pada saat tidak ada sel yang melewati lubang orifice maka resistansi antara dua elektrode sangat kecil.
          Tetapi pada saat sebuah sel melewati lubang orifice maka resistansi akan menjadi besar, maka pulsa tegangan akan tebentuk sesuai dengan besar atau volume sel. Untuk mendapatkan hasil yang optimum maka panjang lubang harus 75% dari ukuran diameternya.
       
Dari ketiga metode tersebut yang paling banyak dipakai adalah Metodeelektrikal konduksi atau disebut juga elektronik resistan, metode ini sudah dikembangkan lagi dan dikenal dengan S-plus. Metode yang terakhir melakukan tiga macam pengukuran,yakni sel darah merah,sel darah putih dan Hemoglobin. 



Share on Google Plus

About SASMEDICA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar